Kamis, 02 Februari 2012

DRAMA PERSIAPAN PROKLAMASI


Pemain
-Tokoh I:  Ir. Soekarno
-Tokoh II:  Soepomo. Sutan Syahrir, Mohammad Hatta
- Tokoh III: RP Soeroso, Suhud
- Tokoh IV: Mohammad Yamin,Ahmad Subarjo, Latief Hendraningrat
- Tokoh V: Radjiman Wedyodiningrat, Yusuf Kunto
- Tokoh VI:  AA.Maramis, Fatmawati, Sukarni



Properti
-       Teks Proklamasi
-       Teks Pidato Pembukaan
-       Teks Pidato Penutupan
-       Map
-       Topi,Peci
-       Batik,Krudung
-       Latar
-       Kartunama Tokoh

TEKS DRAMA

-       Latar – SIDANG II BPUPKI

“Setelah melaksanakan sidang pertama, anggota BPUPKI melanjutkan sidang kedua yang belum selesai.”

Radjiman Wedyodiningrat :  “Setelah BPUPKI di bentuk pada 1 Maret 1945, dan di lantik pada 28 Mei 1945, kita harus melaksanakan tugas dengan baik”

RP Soeroso :  ”Benar kata Radjiman, kita harus merumuskan dasar Negara dan hokum dasar segera.” (Menghadap Radjiman)

AA Maramis : “Lagipula Jepang telah menjanjikan kemerdekaan pada 7 September 1944 dan 29 Mei 1945, Soeroso”

RP Soeroso : “Benar Maramis, walaupun pada sidang I lalu Mohammad Yamin,Mr Soepomo, dan Ir Soekarno telah mengusulkan pendapat akan dasar Negara, kita harus membuat kesepakatan akhir.” ( Menatap AA Maramis)

Ir Soekarno : “Ya Soeroso,” “Seperti usulan Asas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia oleh Mohammad Yamin pada 29 Mei 1945, Bagaimana isinya Mohammad Yamin ?”

Mohammad Yamin : “Begini Soekarno
1.    Peri Kebangsaan
2.    Peri Kemanusiaan
3.    Peri Ketuhanan
4.    Peri Kerakyatan
5.    Kesejahteraan Rakyat
Lalu Soepomo mengusulkan konsep dasar Negara pada 31 Mei 1945, Bukan?” (Melihat Soepomo)

Soepomo : “Benar Mohammad Yamin, saya mengusulkan Dasar Negara Indonesia Merdeka, yang isinya
1.    Persatuan
2.    Kekeluargaan
3.    Keseimbangan Lahir batin
4.    Musyawarah
5.    Keadilan Rakyat”

Ir Soekarno : “Sedangkan saya mengusulkan Pancasila, yang isinya
1.    Nasionalisme (Peri Kebangsaan)
2.    Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)
3.    Mufakat dan Demokrasi
4.    Kesejahteraan Sosial
5.    Ketuhanan Yang Berkebudayaan”

Radjiman Wedyoningrat : “Baiklah, sekarang untuk Melanjutkan Sidang kedua yang kemarin sempat tertinggal, kita membutuhkan laporan hasil kerja panitia perancang UUD yang telah di bentuk pada sidang kedua lalu, Soekarno.” (Menatap Soekarno)

Ir. Soekarno : “Tentu, panitia telah merumuskan pernyataan Indonesia Merdeka, Pembukaan UUD, dan Batang Tubuh UUD.”

AA Maramis : “Ya, pembukaan UUD diambil dari piagam Jakarta yang telah dirumuskan oleh panitia 9 dengan sedikit perubahan.”

Mohammad Yamin : “Ya, Maramis,Sedangkan Batang Tubuh UUD dirumuskan oleh panitia kecil perancang UUD.”

Soepomo : “Benar, lalu konsep Batang Tubuh disempurnakan oleh panitia penghalus bahasa.”

RP Soeroso : “Panitia Perancang UUD telah menjalankan tugas dengan baik,sekarang bagaimana keputusan akhir kita?” (Semua anggota berfikir, dan mencoret – coret kertas)

Radjiman Wedyoningrat : “Baiklah, setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya kita selesai merancang hokum dasar beserta pembukanya. Untuk berikutnya agar Jepang yang menentukan.”

-       Latar – Jl Rengasdengklok

“Setelah mengadakan rapat di Jl. Pegangsaan Timur dan di Jl. Cikini NO 71,para pemuda berencana mengadakan penculikan terhadap golongan tua.”

Sutan Syahrir : “Soekarno, Hatta, pada 15 agustus 1945 saya mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio DOMEI dalam pidato Hirohito oleh Tenno Heika. Sebaiknya kita proklamasikan kemerdekaan sekarang!” (Menatap Soekarno, dan Hatta)

Ir Soekarno : “Saya akan memastikan kekalahan Jepang dulu, Lagipula saya harus melaksanakan proklamasi melalui PPKI yang dibentuk Jepang 7 Agustus lalu, Syahrir!” (Menatap Sutan Syahrir)

Sukarni : “Kekalahan Jepang sudah pasti, kita berhak dan mampu untuk merdeka, sehingga janji kemerdekaan Jepang harus diputus. Mengapa kalian tetap bersikeras walau telah kami amankan di rengasdengklok.”

RP. Soeroso : “Namun jika kita melaksanakan kemerdekaan tanpa ijin Jepang, ada resiko kita akan diserang Jepang dan Sekutu, Sukarni!”

 Ahmad Subarjo : “Sudah, Tenanglah semua ! Demi Tuhan dan nyawa saya, saya berjanji proklamasi akan dilaksanakan besok pagi.Sekarang mari ke Jakarta untuk membahas proklamasi (Ahmad Subarjo dan Yusuf Kunto terburu – buru masuk panggung)

Sutan Syahrir : “Atas dasar apa kami dapat mempercayaimu, Subarjo?!”

Yusuf Kunto : “Sabar kawan kawan, yang dikatakan Subarjo itu benar, percayalah!” 

Sukarni : “Baiklah, lekas kita ke Jakarta, dan Semoga kamu tidak mengecewakan kami, Yusuf Kunto !”

-       Latar – Halaman Rumah Ir Soekarno Jl.Pegangsaan Timur NO 56

Suhud : “Untunglah, persiapan proklamasi berjalan lancar, itu berkat kerjasama dan dukungan seluruh rakyat.”

Latief Hendraningrat : “Benar Suhud, ada Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo yang menyusun teks proklamasi, Sayuti Melik yang mengetik teks proklamasi,dan Fatmawati yang menjahit bendera.”

Mohammad Hatta: “Ya Latief, dan nantinya kalianlah yang akan mengibarkan bendera.” (Menghadap Latief Hendraningrat)

Yusuf Kunto : “Benar Hatta” (Menatap Mohammad Hatta) “Makadari itu kita harus siap menghadapi perlawanan secara fisik dan moral. Bukankah benar Fatmawati?.” (Memandang Fatmawati)

Fatmawati : “Tingkatkan persatuan melalui kebiasaan disiplin, memang awalnya kita yang harus membentuk kedisiplinan, namun akhirnya kitalah yang dibentuk kedisiplinan.”

“Sekarang saatnya kita menyaksikan puncak dari perjuangan pahlawan beserta seluruh rakyat Indonesia. Untuk menghormati jasa mereka mari kita menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah sang merah putih dikibarkan.”

-       Pembacaan teks pidato pembukaan oleh Ir Soekarno
-       Pembacaan teks proklamasi oleh Ir Soekarno
-       Pembacaan teka pidati penutup oleh Ir Soekarno
-       Pengibaran bendera oleh Suhud dan Latief Hendraningrat (Semua anggota upacara  menyanyikan lagu Indonesia Raya)
“Teman – Teman dimohon berdiri, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar